Cari Blog Ini

Blog ini di dedikasikan kepada tim pewaris negeri "OASE club" untuk mengasah bakat dan kreatifitas mereka.

Rabu, 15 Mei 2013

Cerpen: Makroni Setan

Sudut Pandang : Rahmita (SDN Kaligoro Kelas VI)

Malam ini saat sedang belajar bersama. Mario, si kempes, datang telat dengan membawa makroni setan diplastik ukuran 1 kg penuh. Hari ini rata-rata dari kami tidak ada yang mendapat PR jadi kami belajar dengan sedikit bersantai.

Mario, si tukang buat keonaran itu, menawarkan makroni setannya pada kami. Dan kami yang berjumlah kurang lebih 23 langsung menyikat habis makroni setan tersebut. Lidah kami rasanya sudah panas tapi kami tetap ingin makan makroni setan lagi.

Ternyata di dompetku ada uang RP 5.000,00 lalu aku menyuruh mas Iqbal dan Mario membeli makroni setan lagi. Mbak Nur berusaha melarang kami tapi kami tak perduli.

Dan makroni setan tahap 2 pun kami habiskan dalam waktu singkat. Minuman yang kami bawa habis sampai sangat bersih. Namun, rasa pedas itu belum juga kunjung hilang.

Akhirnya rencana belajar kami sedikit kacau. Kami menghabiskan waktu belajar kami dengan bersenang-senang dan makan makroni mbak Eka dan Mbak Nur sedikit marah pada kami dan membiarkan kami pulang lebih awal.

Keesokan harinya saat hendak berangkat sekolah, ada yang tidak beres dengan perutku. Seandainya aku belum kelas vi pasti aku memutuskan tidak masuk sekolah karena perutku sangat sakit. Aku berangkat kesekolah agak telat dari biasnya. Kulihat di tempat kami mangkal sebelum berangkat sekolah masih sangat sepi.
"Yang lain kemana?" Tanyaku pada Laili yang ternyata datang ketempat kami mangkal lebih awal dari aku. Padahal hari biasanya dia datangnya paling telat.
"Eka sama Dinda tidak masuk soalnya perutnya sakit. Diare."
"Mbak, perutku mules." Kata Fatul keluar rumah, rumahnya di depan tempat mangkal kami. "Aku ingin tidak masuk mbak tapi dimarahi ibu." Lanjutnya dengan wajah cemberut.

Semua teman-temanku sakit perut. Aku jadi merasa bersalah. Ini semua karena makroni setan yang kami beli kemarin. Seandainya kami nurut apa kata mbak Nur dan mbak Eka. Seandainya aku tidak memaksa belu makroni setan lagi pasti teman-temanku tidak akan sakit perut.

Semuanya sudah berlalu. Sekarang yang harus aku ingat adalah tidak makan-makanan yang sangat pedas, seperti makroni setan, ini lagi dengan terlalu banyak.

Dalam hati aku hanya bisa meminta maaf pada teman-teman. Dan semoga mereka lekas sembuh begitu juga dengan ku. Aku akan ingat kejadian ini dan menjadikannya sebuah pelajaran .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar