Cari Blog Ini

Blog ini di dedikasikan kepada tim pewaris negeri "OASE club" untuk mengasah bakat dan kreatifitas mereka.

Rabu, 10 Desember 2014

Pendidikan Anak Usia Dini

Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Dr. Ida Nur Laila dalam kajian parenting
Pendidikan seksualitas adalah bagian dari membangun masyarakat yang beradap. jauh dari perilaku seksual yang menyimpang, pelecehan seksual dan kejahatan seksual.

Kabanyak orang tua lebih senang mengajarkan pendidikan seksual dari sudut sains dan anatomi . Maka bagaimana kita mengenalkan pendidikan seksual pada anak dalam sudut pandang ibadah atau agama

Pendidikan seksual usia 0-2 tahun
masa ini adalah masa dimana bayi masih dalam tahap penyusuan.
Bagaimana pendidikan seksual pada usia ini?
Sekalipun bayi seolah masih belum mengerti apa-apa. sesungguhnya mereka selalu belajar dari indera dan rasa. Maka selayaknya orang tua mulai menanamkan rasa malu dengan cara tidak mengyumbar aurat bayi disembarang tempat.. Saat memandikan, mengganti popok, mencebok bayi, diusahakan dalam ruang tertutup. Jika ditempat terbuka usahakan auratnya tertutup dari pandangan orang lain dengan selembar kain misalnya.

Saat sang ibu memberika asi kepada bayi juga harus melakukan hal yang sama jangan sampai aurat terlihat oleh orang lain. Walaupun yang melihat adalah anak kecil atau mungkin anak sendiri. Karena perlu diingat lagi batas seorang anak menyusu hanya sampai usia 2 tahun.

Jadi perinsip dalam masa ini adalah "Berusaha menutup aurat anak dan aurat diri sendiri."

Usia 2-4 Tahun Memasuki masa penyapihan
Ini adalah usia mereka disebut sebagai anak bukan bayi lagi maka orang tua sudah tidak diperbolehkan melihatkan aurat pada sang anak. Pada usia ini, anak mulai difahamkan tentang menutup aurat berat yaitu qubul dan dubul.. Sudut pandang psikologi menyebut usia 1,5 - 3 tahun adalah fase anal dan dilanjutkan dengan fase uretral. Ditandai dengan matangnya syaraf otot dan sfingter anus sehingga anak mulai belajar mengatur berak dan nantinya pipis.

Bagaimana jika sang anak sering memegang-megang alat kelaminnya??
Maka sebagai orang tua kita perlu mengalihkan tangan anak kita pada aktivitas lainnya. mungkin dengan melipat kertas, bermain merangkai atau dengan cara memainkan tali temali. Lakukan dengan lemah lembut dan penuh pengertian. Dan jelaskan bahwa boleh memegang jika hanya ingin buang air atau jika sakit.
Jika mereka bertanya Kenapa tidak boleh memegang??

Maka ini adalah saat yang tepat bahwa kita harus menjelaskan pada anak bahwa hal semacam itu tidak sopan dan menjelaskan tentang aurat yang harus di tutup dan mana bagian tubuh yang boleh dilihat orang lain dan yang tidak boleh ditunjukkan pada orang lain.
Bagaimanapun kebiasaan saat dewasa biasanya terjadi sejak anak itu masih kecil. Maka saat kita menjelaskan pada anak bagian mana yang boleh dan tidak boleh terlihat orang lain diharapkan anak akan membawa ilmu tersebut sampai mereka dewasa.

Pada usia ini juga masa identifikasi gender. Jadi, seorang anak akan memahami mana yang disebut dengan anak laki-laki dan anak perempuan. Jika ingin memandikan anak dengan bersama-sama maka jangan sekali membiarkan mereka mandi dalam keadaan telanjang. Harus diusahakan mereka masih memakai dalam sehingga aurat berat tidak terlihat oleh orang lain.

Usia 4 - 7 Tahun Fase dimana anak harus sudah samapai dalam pemahaman bahwa dia hanya boleh dicebok oleh orang mahrom atau pengasuh yang dipercaya (ibu guru disekolah). Seiring proses anak dilatih untuk istinjak sendiri secara benar. Inilah saat anak mengenal secara istilah dan praktik bahwa proses cebok adalah bagian dari ibadah yaitu bersuci.
Maka pada usia maksimal 7 tahun seharusnya anak telah mengerti dengan benar.. Mengajari bersuci juga merupakan bagian dari membersihkan alat kelaminnya. selain bahwa itu termasuk ibadah
Ini juga fase dimana anak dipisahkan tidurnya dari orang tua. Dan mulai diingatkan bagian tubuh yang tidak boleh dilihat orang lain apalagi disentuh orang lain. Yakni bagian pusar sampai lutut pada anak laki-laki dan ditambahkan bagian dada bagi anak perempuan.

Usia 7 tahun adalah satu terminan penting. Maka target orang tua adalah:
  1. Anak sudah memahami batasan aurat
  2. Anak memiliki konsep gender yang sesuai anatar psikis dan mental psikis
  3. Anak dapat melakukan cebok (bersuci) sendiri dan benar
  4. Anak belajar menutup aurat sendiri dengan sempurna
  5. Anak mengerti dan mempraktekkan adab pergaulan
  6. Anak dipisahkan tidurnya dari orang tua
  7. Anak belajar meminya izin memasuki kamar orang tua.

Itu dulu rangkuman kajian saya pada kesempatan kali ini. Jika masih ada umur panjang dan diberi kesempatan untuk mendengarkan tausiah selanjutnya akan saya share kembali. Semoga bermanfaat. 

Senin, 08 Desember 2014

Liputan: Milad V "OASE CLUB"

Tanggal 9 November 2014. Adalah hari Milad Oase Club yang ke-5. Untuk memperingati Milad tersebut maka team Oase Club membuat acara Oase Camp. Dalam Oase Camp di berikan banyak materi bertema kepemimpinan, cita-cita dan apa yang harus dilakukan untuk menjadi pemimpin yang hebat 10 sampai 20 tahun ke depan. Kami juga melakukan renungan tentang penciptaan alam semesta dan makna keberadaan kita, manusia, yang sebenarnya adalah makhluk kecil yang sama sekali tidak punya kekuatan dibandingkan dengan ciptaan Allah yang lainnya.
Di Oase Camp kami juga melatih adik-adik untuk melakukan sholat lima waktu, percaya teman dan mampu bekerja sama dengan teman.
Saat outbond adalah hal yang paling menyenangkan bagi mereka. Mereka bermain kekompakan dan berkerja keras. Mereka tertawa karena keberhasilan mereka menyelesaikan tantangan. Dan Kehampir putus asaan mereka saat mereka tidak segera lepas dari tantanga yang di berikan.
Setelah mendapat materi, bermain dan menikmati sarapan. Ada pembagian hadiah yang sebenarnya tidak besar. Tapi dari tawa mereka kita akan tahu bahwa hadiah itu berkesan bagi mereka.
Selamat kepada para pemenang. Dan sampai jumpa di Milad Oase Club tahun depan.