Cari Blog Ini

Blog ini di dedikasikan kepada tim pewaris negeri "OASE club" untuk mengasah bakat dan kreatifitas mereka.

Minggu, 05 Mei 2013

Berpetualang Ke Losari "Masjid Bawah Tanah"



Beberapa waktu lalu tim oase club melakukan penjelajahan ke sebuah tempat. Berbeda dengan sebelumnya penjelajahan kami kali ini ke tempat yang sedikit mistis. Hehehe….
Rencana ini bermula karena cerita yang berasal dari anak-anak kelas 5 dan kelas 6 SDN Kaligoro yang saat pramuka diajak oleh kakak Pembina Pramuka penjelajahan ke tempat tersebut. Karena rengekan anak-anak yang belum pernah kesana, akhirnya kami sepakat untuk mengunjungi tempat itu saat hari libur sekolah, hari minggu tepatnya.
Minggu pagi tim penjelajah oase club berkumpul. Karena jarak yang ditempuh cukup jauh sekitar 10 km dari desa kami maka kami menghimbau agar yang tidak kuat mengayuh sepeda tidak usah ikut. Nanti sepulang dari sana kami akan menceritakan detailnya.
Dengan membawa berbagai macam perbekalan seperti minuman, makanan ringan dan tak lupa buah-buahan dan bumbu rujak yang tak boleh ketinggalan, kami menuju desa Losari. Pernah mendengar nama itu sahabat?
Desa itu terletak di sebelah timur beberapa desa dari desa kami. Sebenarnya cukup dekat jika kami melewati sungai tapi cukup bahaya. Jadi, kami harus bersepeda memutar desa-desa lainnya. Saat sahabat hendak menuju Mojokerto melewati jalur Mojosari sahabat akan bertemu perempatan Pekukuhan dan sahabat harus belok kiri untuk sampai ke desa tersebut. Atau kita juga bisa menaiki bus Mojokerto Pasuruan dan berhenti tepat di gapura desa Losari. Tapi, kita harus berjalan menuju tempat yang kita tuju.
Setelah memasuki gapura losari kita harus mengayuh sepeda sampai di pojok desa. Di sana ada sebuah masjid di bawah tanah, yang katanya pada tahun 90an sangat fenomenal, banyak peziarah dari berbagai macam daerah datang melihat.
Awal kami melihat bangunan itu, kami disembut dengan berbagi macam patung hewan dan  tokoh-tokoh pewayangan. Suasana mistis mulai terasa. Kamipun sedikit bergetar dan ragu apa kami yakin untuk memasukinya. Setelah melepas lelah, saya dan kawan saya bertamu kerumah pemilik masjid untuk meminta izin memasukinya.



Setelah menunggu cukup lama di ruang tamu yang suasana tidak jauh berbeda dengan hal-hal yang tampak diluarnya. Kami diajak memasuki area masjid yang diharuskan berwudhu dan melepaskan alas kaki walaupun dinding dan lantainya adalah tanah basah.
Beberapa anak-anak oase club tidak mau masuk karena gelap begitu juga teman saya yang beralasan akan pingsan di tengah jalan karena takut gelap. Akhirnya saya dengan berat masuk bersama anak-anak oase club dan sangat takut karena saya ditempatkan di paling belakang. Karena sejujurnya saya termasuk penakut di tempat yang gelap.
Kami berjalan dilorong-lorong gelap ditemani sebuah lilin dan tak ada kata terucap kecuali sebuah do’a. keringat dingin keluar. Semakin lama rasanya semakin lembab dan panas. Karena kami berada di dalam tanah. Setelah lama berjalan kami di minta duduk di ruangan yang cukup luas. Lilin dimatikan, suasana benar-benar mencekam. Jemari-jemari saya dicengkram kuat beberapa anak yang saya tidak tahu pasti mereka siapa. Sakit dan takut yang sangat dalam. Di dalam tanah yang terbayang bagi kami hanya sebuah kematian. Berdesakan, sempit, gelap dan panas. Mencoba merakan bagaimana rasanya terhimpit tanah. Kami harus banyak beristighfar.
Tak berapa lama pemilik masjid yang sekaligus pemandu kami mengajak kami kembali keluar, melewati lorong-lorong semula. Kami tidak begitu yakin seolah ada beberapa orang selain kami didalam lorong-lorong tersebut. Tapi kami tidak mencari tahu lebih lanjut. Sudah terasa sesak dan ingin segera keluar.
Saat kemabali merakan segarnya udara kami begitu bersyukur. Kami kembali sadar nikmatnya udara segar. 



Setelah melepas ketegangan kami menikmati rujak kami dan bersenang-senang dihalam kemudian kembali pulang. Anak-anak oase club yang belum berkesempatan mengunjungi masjid bawah tanah memaksa minta diantar namun sayapun memaksa untuk tidak mengantar. Sudah menjadi pengalaman sekali yang cukup menegangkan.

Sampai jumpa di penjelajahan kita berikutnya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar