Jalan-jalan pagi adalah rutinitas yang kami lakukan setiap kali ada liburan tak terduga (bukan hari minggu). Seperti pagi itu (Jum'at 30 Januari 2014), setelah sholat subuh berjama'ah, menyiapkan air minum, dan mengikat tali sepatu dengan benar. Kami mulai petualangan kami pagi ini.
Kami memutuskan untuk mengambil jalur selatan, jalur yang belum pernah kami lalui sebelumnya. Karena kami berniat menjemput teman-teman kami yang rumahnya di selatan desa kami. Setelah berjalan sekitar satu kilo meter kami berhenti dilapangan dan menunggu teman-teman lain agar berkumpul semua.
Dan petualangan kami pun dimulai. Dengan berlari - lari kecil ke arah selatan. Di gang pertama desa Ngayung kami berbelok ke timur dan berjalan kurang lebuh 1,5 km kemudian membelok ke arah selatan. Beberapa diantara kami tidak pernah melalui jalan terjal ini. Saya waktu kecil sesekali lewat jalan ini. itupun tidak berjalan kaki namun, di bonceng oleh paman saya. Menurut saya jalan yang menghubungkan desa Ngarung dan Dusun Randegan ini tampak lebih terang dari pada zaman saya masih kecil. Namun, bagi beberapa anak oase club masih terlalu menakutkan. Apalagi pagi ini tampak cukup berkabut karena semalam hujan deras.
Sampai di tengah jalan, tiba-tiba salah seorang adik saya berteriak dan berlari membuat yang lainnya pontang-panting berlari. Setelah saya berhasil menenangkan mereka, akhirnya saya tahu apa yang membuat mereka lari. Tak jauh dari kami berada ada sebuah pohon beringin yang cukup besar. Pohon beringin ini telah ada bahkan saat saya masih kecil. Letaknya di tengah pematang sawah, jadi akan terlihat dari segala macam arah memandang. Di sebelah barat laut tampak pepohonan yang mengelilingi rumah saya karena rumah.
Dulu saat saya masih kecil, saya juga sering kali takut jika memandang pohon beringin dari belakang rumah. Namun, paman saya yang tahu akan ketakutan saya malah mengajak saya berlari menuju pohon tersebut beberapa kali. Dan membuat saya tidak takut lagi pada pohon tersebut karena selain pohonnya yang rindang tidak ada hal menakutkan dari pohon tersebut. Malah duduk dibawahnya sambil mengembala kambing terasa begitu segar.
Dan kini kenangan masa lalu saya tentang pohon itu sedikit berbeda. Ada sesuatu yang berbeda di bawah pohon tersebut tampak dua 4 buah nisan yang mengisyaratkan bahwa di bawah pohon tersebut ada 2 makam mungil entah makan siapa. Tanda tersebutlah yang membuat member Oase Club kalang kabut.
Saya masih memikirkan keberadaan nisan-nisan tersebut. Samapi dirumah saya mencoba bertanya pada ayah dan paman saya yang saya yakin lebih tahu tentang pohon tersebut. Mendengar cerita saya kedua lelaki tersebut terkejut dan menguatkan ingatan saya bahwa dulu dipohon beringin tersebut tidak ada makam satupun. Maka saya tuliskan disini untuk meyakinkan adik adik saya tersayang dan seluruh warga desa bahwa MAKAM POHON BERINGIN ITU PALSU.
Makam itu adalah palsu entah makam siapa. Entah seseorang yang hanya mencoba membuat punden atau orang yang berniat membuat acara kesyirikan di dusun kami. Nau'zubillahimin dzalik.
Sahabat,,,,, seseotrang yang berniat menanamkan kesyirikan akan berusaha dengan berbagai macam cara. Dan kesyirikan dapat terhembuskan ke dalam hati kita tanpa kita duga-duga. Maka, mari kita berdo'a bersama-sama agar kita dijauhkan dari kesyirikan tersebut. Dan saya katakan sekali lagi bahwa MAKAM TERSEBUT PALSU. Dan beritahukan yang lainnnya bahwa MAKAM TERSEBUT PALSU.
Sampai di tengah jalan, tiba-tiba salah seorang adik saya berteriak dan berlari membuat yang lainnya pontang-panting berlari. Setelah saya berhasil menenangkan mereka, akhirnya saya tahu apa yang membuat mereka lari. Tak jauh dari kami berada ada sebuah pohon beringin yang cukup besar. Pohon beringin ini telah ada bahkan saat saya masih kecil. Letaknya di tengah pematang sawah, jadi akan terlihat dari segala macam arah memandang. Di sebelah barat laut tampak pepohonan yang mengelilingi rumah saya karena rumah.
Dulu saat saya masih kecil, saya juga sering kali takut jika memandang pohon beringin dari belakang rumah. Namun, paman saya yang tahu akan ketakutan saya malah mengajak saya berlari menuju pohon tersebut beberapa kali. Dan membuat saya tidak takut lagi pada pohon tersebut karena selain pohonnya yang rindang tidak ada hal menakutkan dari pohon tersebut. Malah duduk dibawahnya sambil mengembala kambing terasa begitu segar.
Dan kini kenangan masa lalu saya tentang pohon itu sedikit berbeda. Ada sesuatu yang berbeda di bawah pohon tersebut tampak dua 4 buah nisan yang mengisyaratkan bahwa di bawah pohon tersebut ada 2 makam mungil entah makan siapa. Tanda tersebutlah yang membuat member Oase Club kalang kabut.
Saya masih memikirkan keberadaan nisan-nisan tersebut. Samapi dirumah saya mencoba bertanya pada ayah dan paman saya yang saya yakin lebih tahu tentang pohon tersebut. Mendengar cerita saya kedua lelaki tersebut terkejut dan menguatkan ingatan saya bahwa dulu dipohon beringin tersebut tidak ada makam satupun. Maka saya tuliskan disini untuk meyakinkan adik adik saya tersayang dan seluruh warga desa bahwa MAKAM POHON BERINGIN ITU PALSU.
Makam itu adalah palsu entah makam siapa. Entah seseorang yang hanya mencoba membuat punden atau orang yang berniat membuat acara kesyirikan di dusun kami. Nau'zubillahimin dzalik.
Sahabat,,,,, seseotrang yang berniat menanamkan kesyirikan akan berusaha dengan berbagai macam cara. Dan kesyirikan dapat terhembuskan ke dalam hati kita tanpa kita duga-duga. Maka, mari kita berdo'a bersama-sama agar kita dijauhkan dari kesyirikan tersebut. Dan saya katakan sekali lagi bahwa MAKAM TERSEBUT PALSU. Dan beritahukan yang lainnnya bahwa MAKAM TERSEBUT PALSU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar