Setiap Abdullah bin 'Umar berkata, "Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban
atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung
jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah
tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga
tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan
dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.\" Aku
menduga Ibnu 'Umar menyebutkan: "Dan seorang laki-laki adalah pemimpin
atas harta bapaknya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atasnya. Setiap
kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban
atas yang dipimpinnya."(Hr Bukhari)
Islam
telah mengajarkan umutnya untuk memiliki pemimpin. Bahkan dalam sebuah hadis
hasan disebutkan bahwa; “Jika tiga orang berada dalam satu perjalanan. Maka
hendaklah mereka mengangkat salah satu dari mereka menjadi pemimpin.” (HR Abu
Dawud)
Praktik
nyata tentang kepemimpinan dalam Islam pada kehidupan sehari-hari pada waktu
sholat. Saat kita sholat kita harus memilih orang terbaik untuk menjadi imam
sholat. “Dari Abi Mas’ud Al Anshori bahwa Rosulullah SAW bersabda: “Yang
menjadi imam sholat bagi manusia adalah yang paling baik bacaan Kitabbullahnya. Jika mereka sama, maka yang
lebih mengetahui tentang sunnah. Jika mereka dalam sunnah sama, maka yang lebih
dahulu dalam hijrah (pindah dari perbuatan jelek ke perbuatan baik. Jika mereka
hijrah sama, maka yang terlebih dahulu masuk Islam”” dan saat seorang imam
batal misalnya, maaf “buang gas” maka imam harus rela hati menyerahkan
tempatnya pada orang lain. Sedemikian detail Allah mengajarkann kita tentang
bagaimana memilih seorang pemimpin dan bagaimana sikap seorang pemimpin.
Saat
ini Negara kita yang tercinta akan menghadapi pesta demokrasi yang besar. Dua
calon presiden akan mewarnai pesta demokrasi tersebut. Maka, pemimpin yang
seperti apa yang harus kita pilih. Berikut ini 6 karakteristik pemimpin
yang harus dimiliki oleh Presiden Republik Indonesia di masa depan yang kami
kutip dari pengajian ahad pagi dengan pembicara Dr Ainul Harist Umar Thoyib, Lc:
1.
Pemimpin
umat Islam harus umat Islam
Pemimpin suatu kaum pasti akan
membela kaumnya. Sering kita mendengar bahwa kita, umat Islam terlalu fanatik
sehingga harus memilih pemimpin yang beragama Islam. Ini memang tidak bisa
dipungkiri dan tidak boleh di salahkan. Karena bukan hanya kita umat Islam yang
memiliki sifat fanatik agama seperti ini. Kita yakin di Rusia, dan
Negara-negara Eropa lainnya atau bahkan di Amerika yang mayoritas penduduknya
bukan muslim jika ada calon presiden yang berasal dari kalangan muslim akan
sulit untuk menang.
Dan Allah telah meminta kita
untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin. Jangan sampai kita memilih pemimpin
dari kalangan non muslim walaupun mereka kerabat kita.
Al Qur’an Surat Ali ‘Imron :
28
“Janganlah orang-orang beriman
menjadikan orang kafir sebagai pemimpin melainkan orang-orang yang beriman.
Barang siapa berbuat demikian, niscaya dia tidak akan memperoleh apapun dari
Allah SWT, kecuali karena (siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti
dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya, dan hanya
kepada Allahlah tempat kamu kembali.”
Al Qur’an Surat At-Taubah : 23
“Hai orang-orang yang beriman!
Janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pelindung
(pemimpin), jika mereka lebih menyukai kekafiran dari pada keimanan.
Barangsiapa diantara kamu yang menjadikan mereka pelindung, maka mereka itulah
orang-orang yang dzalim.”
2.
Pemimpin
harus yang menTauhidkan Allah SWT
Seorang pemimpin tidak hanya
cukup beriman, berIslam di KTP. Tapi mereka harus yang menTauhidkan Allah SWT.
Karena pemimpin yang menduakan Allah dengan lainnya akan mengajak yang
dipimpinnya melakukan hal yang sama. Dan musyrik
adalah orang yang sangat buruk.
Karena dia berani menyamakan kholik dengan makhluk yang rendah. Dan berarti dia telah berbuat dzalim kepada
hak-hak Allah SWT. Satu catatan yang perlu kita ingat ORANG YANG BERANI BERBUAT
DZALIM KEPADA ALLAH AKAN LEBIH MUDAH BERBUAT DZALIM PADA MANUSIA.
3.
Pemimpin
harus muslim yang Sholih
Orang yang selalu mengerjakan
amal sholih adalah orang yang harus kita pilih menjadi pemimpin. Kita pelajari bagaimana Rosulullah memimpin umat Islam
dan juga khulaurosyidin dalam mengikuti jejak beliau dalam memimpin. Umar bin
Abdul Azis dalam 2,5 tahun menjadikan rakyatnya tidak ada satupun yang berhak
menerima shodaqoh. Ini semua karena kesholehan beliau bagaimana istri beliau
mengaku bahwa Umar bin Abdul Azis selalu
Al Qur’an Surat An-Nur : 55
“Allah telah menjanjikan
kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa
Dia sesungguhnya akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan
kepada mereka dengan agama yang di ridai. Dan
Dia benar-benar mengubah keadaan mereka setelah berada dalam ketakutan akan
aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dan tidak menyekutukanku dengan
sesuatupun. Tetapi barang siapa tetap kafir setelah janji itu. Maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.”
4.
Pemimpin
harus orang yang ‘alim (faham tentang agama Allah SWT)
Pemimpin adalah orang yang
berhak mengesahkan undang-undang yang akan diselenggarakan di tempat yang dia
pimpin. Jika pemimpin yang kita pilih adalah orang yang faham agama maka Insya Allah undang-undang yang mereka buat tidak akan
bertentangan dengan undang-undang yang telah ditetepakan oleh Allah SWT. Dan
jika kita mentaati undang-undang Allah maka kita akan memeperoleh banyak
kebaikan.
5.
Pemimpin
harus professional
Selain dasar-dasar
agama dan ketaatan, seorang pemimpin harus memiliki keahlian dalam bidang yang
dipimpinnya. Karena jika mereka tidak menguasai kemampuan tersebut maka
kepemimpinannya akan merugikan rakyat.
6.
Pemimpin
harus yang amanah
Al Qur’an
Surat Al-Qosos : 23
“Dan salah
seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia
sebagai pekerja ada kita, sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil
sebagai pekerja pada kita ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.”
Itulah 6
karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Lalu ada sebuah
pertanyaan bagaimana jika kita harus memilih antara seseorang yang kuat namun
tidak dapat dipercaya dan orang yang lemah namun jujur, dapat di percaya???
Maka ada
sebuah pendapat yang bisa saya kutip disini. Jika dalam keadaan perang kita
harus memilih pemimpin yang kuat tersebut karena kekuatannya akan membantu umat
Islam dan ketidak amanahannya akan menjadi dosanya sendiri, urusannya sendiri
dengan Allah SWT. Sedangkan saat keadaan stabil kita bisa memilih seseorang
yang lemah namun amanah karena kelemahannya akan dibantu oleh umat Islam yang
lain dan amanahnya akan memakmurkan umat Islam.
Demikian sahabat. Jadi,
mari kita pilih presiden yang terbaik dari pihan yang ada yang pasti mereka
harus beragama Islam, berTauhid, Sholeh, berIlmu, Profesional dan amanah.
Jangan salah pilih karena itu untuk kepentingan negara kita lima tahun kedepan.
See You. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar