Sore ini, saat saya pulang sekolah. Ayah saya menyambut saya di teras depan. dan membuat saya bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi. tumben ayah menyambut saya dengan antusias. hehehe....
"Sampean pesan roti ta?" Tanya ayah saya setelah saya mematika mesin motor saya.
kok ayah bisa tahu saya belanja roti? pikir saya dalam hati melirik kantung belanjaan saya yang bertengger di gantungan motor.
"Buat apa?" Tanya beliau lebih lanjut. "Pean pakai acara di sekolahan ta?"
Saya semakin bingung dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan ayah.
"Mbak aku nyuwun siji yo!" Pernyataan Izza menjawab kebingunan saya. Mata saya segera menangkap 55 bungkus roti bluder yang ada di meja teras rumah. yang tertata dengan bagus.
"Rotine sinten?" Tanya saya bingung melihat tumpukan roti tersebut. Saya mendekati tumpukan roti yang sedang jadi bahan tontonan tetangga sekitar rumah saya. Dari berbagai komentar yang terdengar saya menyadari sesuatu bahwa ada 55 bungkus roti bluder yang secara misterius ada di meja teras saya tanpa pengirim yang jelas hanya ditemani selembar kertas bertuliskan nama ayah saya dan LUNAS.
Sepanjang sore kami mencari orang yang mungkin mengirimi kami atau orang yang salah mengiri roti tersebut. dan setelah pencarian panjang kami belum juga menemukan orang misterius tersebut. Malamnya member oase club tetap memaksa kami untuk membagiakan roti misterius tersebut. Namun, neng, mas dan ayah melarang kami membagikan roti tersebut dengan berbagai alasan yang berbeda. Bahwa hitu bukan hak kami, dan yang lebih parah bahwa roti tersebut mengandung sebuah racun. Pemikiran mas ini membuat kami tertawa bersama. Mungkin Jiwa wartawannya kambuh. menurutnya Mawar Putih adalah merek sebuah racun. hahaha.....
Tidak tahan dengan rengekan adik-adik Oase Club saat belajar bersama maka ayah membuat janji pada mereka hjika si empunya roti ataupun pengirimnya belum menunjukkan batang hidungnya besok pagi maka roti tersebut akan di bagikan pada adik-adik oase club. Dan merekapun pulang dengan bersorak dan berharap bahwa roti tersebut tidak salah kirim dan esok akan mereka makan. Secara jujur saya katakan bahwa roti tersebut cukup menggiurkan bagi saya dan yang lainnya.
Tepat pukul 09.58 malam ada sebuah suara ketukan keras pintu rumah saya dan membuat kami semua terjaga dari tidur malam kami yang baru dimulai. Saya tergopoh-gopoh membukakan pintu dengan mata yang sedikit mengantuk dan menyambar jilbab apapun yang tergantung.
"Enten nopo?" Tanya saya pada sosok tetangga saya yu Nipah yang tampak bersungut-sungut
"Roti kulo enten mriki ta?" Tanya yu Nipah.
Beberapa detik saya terdiam memikirkan maksud pertanyaan yu Nipah. Dan akhirnya saya menemukan klue... "Roti Bluder misterius."
Tetangga saya berbicara panjang lebar, yang dapat saya pahami bahwa beliau membeli 55 roti bluder untuk slamatan 1000 hari kematian putrinya. Dan roti pesanannya tersebut tidak segera datang padahal acara sudah berlangsung ba'da maghrib. Beliau tampak benar-benar kecewa dan marah saat mendengar dari anak-anak kecil yang saya yakin anak oase club bahwa ada 55 roti bluder mkisterius di teras rumah saya.
Dan yu Nipah segera mendatangi rumah saya. Mungkin karena sedikit emosi akhirnya ayah yang memiliki napa hampir sama dengan nama suaminya YONO = NYONO terkena marah Yu Nipah.
Setelah mendapatkan penjelasan panjang dari ayah akhirnya yu Nipah menjadi menyadari kesalahannya dan minta maaf. Dan kami semua tidur dengan penuh senyum.
Dan saya yakin keesokan harinya adik-adik Oase Club akan kecewa karena tidak ada jatah roti misterius tersebut. Tapi itu memang bukan hak mereka.
Keesokan harinya Yu Nipah datang dengan 7 buah roti bluder yang diberikan pada member Oase club dan kami semua memakannya dengan gembira ^_^
Tidak tahan dengan rengekan adik-adik Oase Club saat belajar bersama maka ayah membuat janji pada mereka hjika si empunya roti ataupun pengirimnya belum menunjukkan batang hidungnya besok pagi maka roti tersebut akan di bagikan pada adik-adik oase club. Dan merekapun pulang dengan bersorak dan berharap bahwa roti tersebut tidak salah kirim dan esok akan mereka makan. Secara jujur saya katakan bahwa roti tersebut cukup menggiurkan bagi saya dan yang lainnya.
Tepat pukul 09.58 malam ada sebuah suara ketukan keras pintu rumah saya dan membuat kami semua terjaga dari tidur malam kami yang baru dimulai. Saya tergopoh-gopoh membukakan pintu dengan mata yang sedikit mengantuk dan menyambar jilbab apapun yang tergantung.
"Enten nopo?" Tanya saya pada sosok tetangga saya yu Nipah yang tampak bersungut-sungut
"Roti kulo enten mriki ta?" Tanya yu Nipah.
Beberapa detik saya terdiam memikirkan maksud pertanyaan yu Nipah. Dan akhirnya saya menemukan klue... "Roti Bluder misterius."
Tetangga saya berbicara panjang lebar, yang dapat saya pahami bahwa beliau membeli 55 roti bluder untuk slamatan 1000 hari kematian putrinya. Dan roti pesanannya tersebut tidak segera datang padahal acara sudah berlangsung ba'da maghrib. Beliau tampak benar-benar kecewa dan marah saat mendengar dari anak-anak kecil yang saya yakin anak oase club bahwa ada 55 roti bluder mkisterius di teras rumah saya.
Dan yu Nipah segera mendatangi rumah saya. Mungkin karena sedikit emosi akhirnya ayah yang memiliki napa hampir sama dengan nama suaminya YONO = NYONO terkena marah Yu Nipah.
Setelah mendapatkan penjelasan panjang dari ayah akhirnya yu Nipah menjadi menyadari kesalahannya dan minta maaf. Dan kami semua tidur dengan penuh senyum.
Dan saya yakin keesokan harinya adik-adik Oase Club akan kecewa karena tidak ada jatah roti misterius tersebut. Tapi itu memang bukan hak mereka.
Keesokan harinya Yu Nipah datang dengan 7 buah roti bluder yang diberikan pada member Oase club dan kami semua memakannya dengan gembira ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar