Kiki dan botol ajaibnya adalah julukan yang akan kuberikan pada Rizki atau
yang biasa dipanggil Kiki. Gadis kecil yang duduk di bangku kelas 2 SDN
Kepuhpandak I itu mempunyai kebiasaan yang sangat unik. Kemanapun dia pergi
akan ada botol air minum bertengger di tas punggungnya.
Kiki tidak pernah perduli jika ada temannya mengejek masalah tubuhnya yang
gemuk atau bahkan kepalanya yang jarang di tumbuhi rambut. Namun, jangan
sekalipun menghina botol minumnya apalagi menyentuh botol air minumnya tanpa
izin. Hanya orang-orang tertentu yang diizinkan kiki meminum air dari botolnya.
Aku menyebut botol itu sebagai botol ajaibnya. Karena botol tersebut seolah
dapat menenangkan Kiki. Seperti sebuah keajaiban. Pernah suatu sore Kiki
memukul Jimli yang sengaja meminum air dari botol ajaib Kiki karena kepedasan.
Mereka bertengkar hebat dan akhirnya keduanya menangis. Sejak saat itu Jimli
tidak pernah berani memegang botol ajaib Kiki.
Lain halnya dengan Diva, Si kecil ini tidak mau menyerah menggoda Kiki
walaupun mereka sering kali bertengkar hebat. Suatu sore Diva menyembunyikan
botol ajaib Kiki di salah satu kantong tas punggung Kiki. Kiki yang menyadari
botol ajaibnya tidak berada pada tempat yang semestinya mulai cemberut dan
menggerutu. Diva berhasil mengelabuhi Kiki dengan akting polosnya. Berpura-pura
prihatin pada Kiki yang kehilangan botol ajaibnya. Akhirnya setelah berkutat
mencari, Kiki menemukan botol tersebut di salah satu kantung tas pungunggnya
dan tertawa malu. Mengira dirinya yang pelupa, dan kami semua tertawa mendengar
komentar Kiki.
Peristiwa Kiki dan botol ajaibnya juga sempat menganggu jadwal tidur di
rumahku. Pernah suatu malam, saat aku dan keluarga beranjak tidur, terdengar
ketukan di pintu. Ternyata Kiki dan ayahnya yang datang. Mata Kiki sembab
menandakan dia habis menangis.
“Mbak apa tidak ada botol ketinggalan?” Tanya ayah Kiki. “Botol air minum.”
Lanjutnya sambil mengedikkan bahu.
Aku langsung teringat akan botol ajaib Kiki yang berbentuk aneh. Kami mencari-cari
keberadaan botol tersebut disekitar rumahku. Namun, berwujudan botol antik
tersebut belum juga kelihatan. Ayahnya menyakinkan kami bahwa Kiki sudah di
bujuk untuk mendapatkan botol yang baru namun, dia menolak. Dia bersih keras
mendapatkan botol jadulnya itu.
Setelah kami bosan mencari keberadaan si botol. Tiba-tiba ibuku ingat telah
memasukkan si botol ke tempat barang-barang rongsokan. Ibu meminta maaf,
mengira itu sebagai barang yang tidak berguna. Kami semua tertawa lega, dan tak
percaya dengan tingkah Kiki.
“Mbak Ki. Bagaimana kalau besok minta dibelikan ayah botol minuman yang
benar.” Kataku beberapa minggu yang lalu. “Botol ini adalah botol sekali pakek
jadi akan bahaya bagi kesehatan” Kataku sambil memegang botol ajaib Kiki. “Lihat
botol ini ada bagian-bagian yang akan ikut terlarut air yang mbak Kiki minum dan
bisa jadi akan membuat mbak Kiki sakit.” Kataku meyakinkan Kiki
“Iya. Airnya lo jadi seperti air sungai” Tambah Manda. “Lebih bersih air
kran.” Lanjut Manda
Dalam hitungan detik Kiki menjadi bersungut-sungut dan segera merampas
botol ajaibnya dalam genggamanku. “Ini, karena tadi pagi di isi susu. Jadi,
warnanya jadi begini.” Jawabnya dan segera memasukkan botol ajaibnya dalam
ranselnya.
Tidak kehabisan ide, akhirnya aku menerangkan padanya dengan bantuan
internet tentang bahaya botol sekali pakai. Walaupun terlihat cemberut, namun
aku yakin kiki mendengarkanku. Dan terbukti akhir-akhir ini dia datang ke Oase
club dengan botol ajaib yang berubah setiap minggunya.
Berdasarkan informasi dari Diva si Kiki membeli minuman di dalam botol
setiap hari minggu dan memakai botol bekas itu satu minggu kemudian. Kiki dan
botol ajaibnya sering kali masih menyisakan banyak tawa bagi kami. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar